Apa itu Serangan DDoS?

Pernahkah Anda melihat website tidak bisa diakses sama sekali hingga semua layanan berhenti beroperasi? Bisa jadi, website tersebut mengalami kelebihan beban sehingga tidak dapat lagi merespon request yang masuk. Website overload bisa disebabkan oleh sejumlah hal, salah satunya karena website tersebut telah menjadi objek serangan DDoS.
DDoS merupakan salah satu teknik yang digunakan penjahat siber untuk mengeksploitasi sebuah website. Beberapa entitas bisnis dengan nama besar pun pernah menjadi korban DDoS attack. Contohnya seperti Amazon Web Service yang pernah mendapat serangan DDoS Attack dengan puncak traffic mencapai 2,3Tbps, serta raksasa search engine, Google, yang menghadapi serangan serupa di tahun 2017 dengan puncak serangan mencapai 2,54Tbps.

Apa itu DDoS Attack?

DDoS merupakan singkatan dari Distributed Denial of Service. Serangan DDoS bertujuan untuk membebani resource server seperti bandwidth, RAM dan CPU dengan cara mengirim request data dalam jumlah yang sangat besar. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, mari kita gunakan perumpamaan lalu lintas di suatu perempatan jalan. Katakanlah, jaringan internet itu seperti jalan raya yang memiliki persimpangan jalan.  Jalan itu sendiri memiliki kapasitas tertentu untuk menampung kendaraan yang lewat setiap waktunya. Namun ketika volume kendaraan melonjak pesat secara tiba-tiba, jalan tersebut akan menjadi macet hingga tidak memungkinkan kendaraan apa pun untuk lewat. 
Kira-kira, seperti itulah dampak DDoS terhadap sebuah jaringan. Karena serangan itu, jaringan akan lumpuh dan tidak akan bisa diakses sama sekali.
Serangan DDoS kerap kali tidak cuma bertujuan untuk membuat website tidak beroperasi. Dalam banyak kasus, DDoS Attack sebenarnya merupakan pengalih yang digunakan penjahat siber untuk menginstal ransomware pada jaringan targetnya. Jika sudah begini, pelaku usaha harus mengeluarkan biaya jauh lebih besar untuk memulihkan website tersebut.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved