IC Timer 555, salah satu IC yang paling populer dan banyak digunakandi berbagai bidang. Timer 555, yang dirancang oleh Hans Camenzind pada tahun 1971 dan saat ini dapat ditemukan di berbagai perangkat elektronik mulai dari mainan dan peralatan dapur bahkan hingga pesawat ruang angkasa. Ini adalah sirkuit terintegrasi yang sangat stabil yang dapat menghasilkan penundaan waktu dan osilasi yang akurat. C 555 merupakan salah satu komponen elektronika yang cukup terkenal, sederhana  dan serba guna. Nama IC 555 diambil dari 3 buah resistor yang di dalamnya terdapat kemasan IC dengan nilai masing-masing 5k?. Ukurannya yang kecil dengan harganya yang relatif murah yaitu sekitar Rp.2000-Rp.5000 membuat komponen ini menjadi pilihan para penggemar elektronika untuk menjadikan sebagai komponen utamanya maupun komponen pendukung. 555 Timer memiliki tiga mode operasi, mode bistable, monostable dan astabil.



  • Pin 1 : GROUND : Menghubungkan ke tegangan 0V.
  • Pin 2 : TRIGGER : Mendeteksi 1/3 dari tegangan Sumber (Vcc) untuk membuat output menjadi berlogika HIGH. Pin 2 memiliki kontrol atas pin 6. Jika pin 2 berlogika LOW, dan pin 6 LOW, keluaran akan tetap berlogika HIGH. Jika pin 6 berlogika HIGH, dan pin 2 berlogika LOW, output akan berlogika LOW. Pada saat pin 2 berlogika LOW, pin ini memiliki impedansi yang sangat tinggi (sekitar 10 Mega Ohm) dan akan memberi Trigger sekitar 1uA.
  • Pin 3 : OUTPUT : (Pins 3 dan 7 dinamakan "in Phase") Berlogika HIGH minimal sekitar 2 Volt dan berlogika LOW sekitar 0.5 Volt kurang dari 0 Volt. Dan akan mengeluarkan arus sapai dengan 200 mA.
  • Pin 4 : RESET : Pada Internal IC terhubung HIGH melalui 100 K Ohm. Harus diambil di bawah 0.8 Volt untuk me-reset chip.
  • Pin 5 : CONTROL : Sebuah tegangan diterapkan pada pin ini akan bervariasi waktu jaringan RC (cukup jauh).
  • Pin 6 : THRESHOLD : Mendeteksi 2/3 dari tegangan Sumber (Vcc) untuk membuat output berlogika LOW apabila pin 2 berlogika HIGH. Pin ini memiliki impedansi yang sangat tinggi (sekitar 10 Mega Ohm) dan akan memberi Trigger sekitar 1uA.
  • Pin 7 : DISCHARGE : Akan berlogika LOW ketika pin 6 mendeteksi 2/3 tegangan Sumber (Vcc) tapi pin 2 harus berlogika HIGH. Jika pin 2 Berlogika HIGH, pin 6 berlogika HIGH atau LOW, maka pin 7 tetap berlogika LOW. Akan berlogika HIGH dan tetap berlogika HIGH pada saat pin 2 mendeteksi 1/3 tegangan Sumber (Vcc) (bahkan sebagai pulsa LOW) ketika pin 6 berlogika LOW. (Pins 7 dan 3 dinamakan "in Phase") Pin 7 adalah sama dengan pin 3 tapi pin 7 tidak berlogika HIGH. Tapi ia akan berlogika LOW dan akan kehilangan arus sekitar 200 mA. Anda dapat menghubungkan pin 7 ke pin 3 untuk mendapatkan kemampuan SINK sedikit lebih baik dari IC.
    Pin 8 : SUPPLY : Terhubung ke tegangan Sumber (Vcc) positif.

Spesifikasi IC 555:

  • Tegangan masukan / Catu daya : 4.5 ? 15 V
  • Besaran arus untuk 5 vdc : 3 ? 6 mA
  • Besaran arus untuk 15 vdc : 10 ? 15 mA
  • Maksimum output Arus : 200 mA
  • Daya : 600 mW
  • Suhu kerja antara : 0 to 70 °C


Pada dasarnya cara kerja IC 555 tidak terlepas dari komponen internal di dalam IC tersebut yaitu:

Resistor sebanyak 3 buah

Comparator (Op-Amp) sebanyak 2 buah

Transistor NPN sebanyak 1 buah

Transistor PNP sebanyak 1 buah

Gerbang NOT (Inverter) sebanyak 1 buah

Flip-Flop Sebanyak 1 buah


 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved