Bayangkan ketika Anda membeli sebuah rumah kemudian sales merekomendasikan kepada Anda sebuah ruko yang juga berada pada area perumahan tersebut dengan menjelaskan berbagai peluang yang ada. Nah karena Anda merasa yakin bahwa ruko tersebut akan membuahkan keuntungan besar maka Anda juga membeli rumah dan ruko secara bersamaan. Hal ini-lah yang disebut sebagai Cross-Selling.

Cross selling adalah proses mengarahkan pelanggan untuk membeli produk atau layanan, selain barang utama yang ingin mereka beli. Praktiknya adalah dengan mengarahkan orang untuk membeli barang lebih banyak. Pelanggan akan diperlihatkan berbagai produk yang dapat melengkapi kebutuhan mereka. Seringkali produk yang dijual silang saling melengkapi satu sama lain sehingga pelanggan memiliki lebih banyak alasan untuk membeli keduanya.

Sebagian besar pelanggan akan siap untuk melakukan pembelian pada tahap ini, karena mereka telah melewati proses pencarian produk yang panjang dan lebih cenderung melakukan pembelian impulsif pada menit terakhir dengan penawaran yang dirasa sesuai. Setelah pelanggan menambahkan produk ke keranjang mereka atau memulai proses checkout, bisnis akan menerapkan cross selling dengan merekomendasikan barang pelengkap atau dengan memberikan diskon jika keduanya dibeli bersamaan. Misalnya, jika pelanggan membeli smartphone, ada kemungkinan besar mereka juga akan membeli sepasang headphone atau casing smartphone.

Contoh lain dari jenis pemasaran Cross-Selling adalah: “Sepatu dengan warna coklat ini sangat cocok dengan kaos kaki hitam ini karena warnanya cocok serta bahannya yang nyaman ketika digunakan bersama sepatu ini!”

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved